Oleh DR.
Amir Faishol Fath
Para istri atau kaum wanita adalah manusia yang juga
mempunyai hak tidak suka kepada laki-laki karena beberapa sifa-sifatnya. Karena
itu kaum lelaki tidak boleh egois, dan merasa benar. Melainkan juga harus
memperhatikan dirinya, sehingga ia benar-benar bisa tampil sebagai seorang yang
baik. Baik di mata Allah, pun baik di mata manusia, lebih-lebih baik di mata
istri. Ingat bahwa istri adalah sahabat terdekat, tidak saja di dunia melainkan
sampai di surga. Karena itulah perhatikan sifat-sifat berikut yang secara umum
sangat tidak disukai oleh para istri atau kaum wanita. Semoga bermanfaat.
1. Tidak Punya Visi
Setiap kaum wanita merindukan suami yang mempunyai
visi hidup yang jelas. Bahwa hidup ini diciptakan bukan semata untuk hidup.
Melainkan ada tujuan mulia. Dalam pembukaan surah An Nisa’:1 Allah swt.
Berfirman: “Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah
menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan
isterinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan
perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan)
nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan
silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu”. Dalam
ayat ini Allah dengan tegas menjelaskan bahwa tujuan hidup berumah tangga
adalah untuk bertakwa kepada Allah. Takwa dalam arti bersungguh mentaati-Nya.
Apa yang Allah haramkan benar-benar dijauhi. Dan apa yang Allah perintahkan
benar ditaati.
Namun yang banyak terjadi kini, adalah bahwa banyak
kaum lelaki atau para suami yang menutup-nutupi kemaksiatan. Istri tidak
dianggap penting. Dosa demi dosa diperbuat di luar rumah dengan tanpa merasa
takut kepada Allah. Ingat bahwa setiap dosa pasti ada kompensasinya. Jika tidak
di dunia pasti di akhirat. Sungguh tidak sedikit rumah tangga yang hancur
karena keberanian para suami berbuat dosa. Padahal dalam masalah pernikahan
Nabi saw. bersabda: “Pernikahan adalah separuh agama, maka bertakwalah
pada separuh yang tersisa.”
2. Kasar
Dalam sebuah riwayat dikatakan bahwa wanita diciptakan
dari tulang rusuk yang bengkok. Ini menunjukkan bahwa tabiat wanita tidak sama
dengan tabiat laki-laki. Karena itu Nabi saw. menjelaskan bahwa kalau wanita
dipaksa untuk menjadi seperti laki-laki tulung rusuk itu akan patah. Dan
patahnya berarti talaknya. Dari sini nampak bahwa kaum wanita mempunyai sifat
ingin selalui dilindungi. Bukan diperlakukan secara kasar. Karena itu Allah
memerintahkan para suami secara khusus agar menyikapi para istri dengan lemah
lembut: Wa’aasyiruuhunna bil ma’ruuf (Dan sikapilah para istri
itu dengan perlakuan yang baik) An Nisa: 19. Perhatikan ayat ini menggambarkan
bahwa sikap seorang suami yang baik bukan yang bersikap kasar, melainkan yang
lembut dan melindungi istri.
Banyak para suami yang menganggap istri sebagai sapi
perahan. Ia dibantai dan disakiti seenaknya. Tanpa sedikitpun kenal belas
kasihan. Mentang-mentang badannya lebih kuat lalu memukul istri seenaknya.
Ingat bahwa istri juga manusia. Ciptaan Allah. Kepada binatang saja kita harus
belas kasihan, apalagi kepada manusia. Nabi pernah menggambarkan seseorang yang
masuk neraka karena menyikas seekor kucing, apa lagi menyiksa seorang manusia
yang merdeka.
3. Sombong
Sombong adalah sifat setan. Allah melaknat Iblis
adalah karena kesombongannya. Abaa wastakbara wakaana minal kaafiriin (Al
Baqarah:34). Tidak ada seorang mahlukpun yang berhak sombong, karena
kesombongan hanyalah hak priogatif Allah. Allah berfirman dalam hadits Qurdsi:“Kesombongan
adalah selendangku, siapa yang menandingi aku, akan aku masukkan neraka.” Wanita
adalah mahluk yang lembut. Kesombongan sangat bertentangan dengan kelembutan
wanita. Karena itu para istri yang baik tidak suka mempunyai suami sombong.
Sayangnya dalam keseharian sering terjadi banyak suami
merasa bisa segalanya. Sehingga ia tidak mau menganggap dan tidak mau mengingat
jasa istri sama sekali. Bahkan ia tidak mau mendengarkan ucapan sang istri.
Ingat bahwa sang anak lahir karena jasa kesebaran para istri. Sabar dalam
mengandung selama sembilan bulan dan sabar dalam menyusui selama dua tahun.
Sungguh banyak para istri yang menderita karena prilaku sombong seorang suami.
4. Tertutup
Nabi saw. adalah contoh suami yang baik. Tidak ada
dari sikap-sikapnya yang tidak diketahui istrinya. Nabi sangat terbuka kepada
istri-istrinya. Bila hendak bepergian dengan salah seorang istrinya, nabi
melakukan undian, agar tidak menimbulkan kecemburuan dari yang lain. Bila nabi
ingin mendatangi salah seorang istrinya, ia izin terlebih dahulu kepada yang
lain. Perhatikan betapa nabi sangat terbuka dalam menyikapi para istri. Tidak
seorangpun dari mereka yang merasa didzalimi. Tidak ada seorang dari para istri
yang merasa dikesampingkan.
Kini banyak kejadian para suami menutup-nutupi
perbuatannya di luar rumah. Ia tidak mau berterus terang kepada istrinya. Bila
ditanya selalu jawabannya ngambang. Entah ada rapat, atau pertemuan bisnis dan
lain sebagainya. Padahal tidak demikian kejadiannya. Atau ia tidak mau berterus
terang mengenai penghasilannya, atau tidak mau menjelaskan untuk apa saja
pengeluaran uangnya. Sikap semacam ini sungguh sangat tidak disukai kaum
wanita. Banyak para istri yang tersiksa karena sikap suami yang begitu tertutup
ini.
5. Plinplan
Setiap wanita sangat mendambakan seorang suami yang
mempunyai pendirian. Bukan suami yang plinplan. Tetapi bukan diktator. Tegas
dalam arti punya sikap dan alasan yang jelas dalam mengambil keputusan. Tetapi
di saat yang sama ia bermusyawarah, lalu menentukan tindakan yang harus
dilakukan dengan penuh keyakinan. Inilah salah satu makna qawwam dalam
firman Allah: arrijaalu qawwamuun alan nisaa’ (An Nisa’:34).
6. Pembohong
Banyak kejadian para istri tersiksa karena sang suami
suka berbohong. Tidak mau jujur atas perbuatannya. Ingat sepandai-pandai tupai
melompat pasti akan jatuh ke tanah. Kebohongan adalah sikap yang paling Allah
benci. Bahkan Nabi menganggap kebohongan adalah sikap orang-orang yang tidak
beriman. Dalam sebuah hadits Nabi pernah ditanya: hal yakdzibul mukmin (apakah
ada seorang mukmin berdusta?) Nabi menjawab: Laa (tidak). Ini menunjukkan bahwa
berbuat bohong adalah sikap yang bertentangan dengan iman itu sendiri.
Sungguh tidak sedikit rumah tangga yang bubar karena
kebohongan para suami. Ingat bahwa para istri tidak hanya butuh uang dan
kemewahan dunia. Melainkan lenbih dari itu ia ingin dihargai. Kebohongan telah
menghancurkan harga diri seorang istri. Karena banyak para istri yang siap
dicerai karena tidak sanggup hidup dengan para sumai pembohong.
7. Cengeng
Para istri ingin suami yang tegar, bukan suami yang
cengeng. Benar Abu Bakar Ash Shiddiq adalah contoh suami yang selalu menangis.
Tetapi ia menangis bukan karena cengeng melainkan karena sentuhan ayat-ayat Al
Qur’an. Namun dalam sikap keseharian Abu Bakar jauh dari sikap cengeng. Abu
Bakar sangat tegar dan penuh keberanian. Lihat sikapnya ketika menghadapi para
pembangkang (murtaddin), Abu Bakar sangat tegar dan tidak sedikitpun gentar.
Suami yang cenging cendrung nampak di depan istri
serba tidak meyakinkan. Para istri suka suami yang selalu gagah tetapi tidak
sombong. Gagah dalam arti penuh semangat dan tidak kenal lelah. Lebih dari itu
tabah dalam menghadapi berbagai cobaan hidup.
8.Pengecut
Dalam sebuah doa, Nabi saw. minta perlindungan dari
sikap pengecut (a’uudzubika minal jubn), mengapa? Sebab sikap pengecut banyak
menghalangi sumber-sumber kebaikan. Banyak para istri yang tertahan
keinginannya karena sikap pengecut suaminya. Banyak para istri yang tersiksa
karena suaminya tidak berani menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Nabi
saw. terkenal pemberani. Setiap ada pertempuran Nabi selalu dibarisan paling
depan. Katika terdengar suara yang menakutkan di kota Madinah, Nabi saw. adalah
yang pertama kaluar dan mendatangi suara tersebut.
Para istri sangat tidak suka suami pengecut. Mereka
suka pada suami yang pemberani. Sebab tantangan hidup sangat menuntut
keberanian. Tetapi bukan nekad, melainkan berani dengan penuh pertimbangan yang
matang.
9. Pemalas
Di antara doa Nabi saw. adalah minta perlindingan
kepada Allah dari sikap malas: allahumma inni a’uudzubika minal ‘ajizi
wal kasal , kata kasal artinya malas. Malas telah
membuat seseorang tidak produktif. Banyak sumber-sumber rejeki yang tertutup
karena kemalasan seorang suami. Malas sering kali membuat rumah tangga menjadi
sempit dan terjepit. Para istri sangat tidak suka kepada seorang suami pemalas.
Sebab keberadaanya di rumah bukan memecahkan masalah melainkan menambah
permasalah. Seringkali sebuah rumah tangga diwarnai kericuhan karena malasnya
seorang suami.
10. Cuek Pada Anak
Mendidik anak tidak saja tanggung jawab seorang istri
melainkan lebih dari itu tanggung jawab seorang suami. Perhatikan surat Luqman,
di sana kita menemukan pesan seorang ayah bernama Luqman, kepada anaknya. Ini
menunjukkan bahwa seorang ayah harus menentukan kompas jalan hidup sang anak.
Nabi saw. Adalah contoh seorang ayah sejati. Perhatiannya kepada sang cucu
Hasan Husain adalah contoh nyata, betapa beliau sangat sayang kepada anaknya.
Bahkan pernah berlama-lama dalam sujudnya, karena sang cucu sedang bermain-main
di atas punggungnya.
Kini banyak kita saksikan seorang ayah sangat cuek
pada anak. Ia beranggapan bahwa mengurus anak adalah pekerjaan istri. Sikap
seperti inilah yang sangat tidak disukai para wanita.
11. Menang Sendiri
Setiap manusia mempunyai perasaan ingin dihargai
pendapatnya. Begitu juga seorang istri. Banyak para istri tersiksa karena sikap
suami yang selalu merasa benar sendiri. Karena itu Umar bin Khaththab lebih
bersikap diam ketika sang istri berbicara. Ini adalah contoh yang patut ditiru.
Umar beranggapan bahwa adalah hak istri mengungkapkan uneg-unegnya sang suami.
Sebab hanya kepada suamilah ia menemukan tempat mencurahkan isi hatinya. Karena
itu seorang suami hendaklah selalu lapang dadanya. Tidak ada artinya merasa
menang di depan istri. Karena itu sebaik-baik sikap adalah mengalah dan
bersikap perhatian dengan penuh kebapakan. Sebab ketika sang istri ngomel ia
sangat membutuhkan sikap kebapakan seorang suami. Ada pepetah mengatakan:
jadilah air ketika salah satunya menjadi api.
12. Jarang Komunikasi
Banyak para istri merasa kesepian ketika sang suami
pergi atau di luar rumah. Sebaik-baik suami adalah yang selalu mengontak sang
istri. Entah denga cara mengirim sms atau menelponnya. Ingat bahwa banyak
masalah kecil menjadi besar hanya karena miskomunikasi. Karena itu sering
berkomukasi adalah sangat menentukan dalam kebahagiaan rumah tangga.
Banyak para istri yang merasa jengkel karena tidak
pernah dikontak oleh suaminya ketika di luar rumah. Sehingga ia merasa
disepelekan atau tidak dibutuhkan. Para istri sangat suka kepada para suami
yang selalu mengontak sekalipun hanya sekedar menanyakan apa kabarnya.
13. Tidak Rapi dan Tidak Harum
Para istri sangat suka ketika suaminya selalu
berpenampilan rapi. Nabi adalah contoh suami yang selalu rapi dan harum. Karena
itu para istrinya selalu suka dan bangga dengan Nabi. Ingat bahwa Allah Maha
indah dan sangat menyukai keindahan. Maka kerapian bagian dari keimanan. Ketika
seorang suami rapi istri bangga karena orang-orang pasti akan berkesan bahwa
sang istri mengurusnya. Sebaliknya ketika sang suami tidak rapi dan tidak
harum, orang-orang akan berkesan bahwa ia tidak diurus oleh istrinya. Karena
itu bagi para istri kerapian dan kaharuman adalah cermin pribadi istri. Sungguh
sangat tersinggung dan tersiksa seorang istri, ketika melihat suaminya
sembarangan dalam penampilannya dan menyebarkan bahu yang tidak enak. Allahu
a’lam
Sumber: http://www.dakwatuna.com/