Selasa, 14 Februari 2012

Jika Aku Menjadi Seniman Kasomalang Kulon


            Lingkung Seni Simpay Katresna, ya itu satu-satunya kelompok seni yang aku lihat dan nikmati di Desa Kasomalang Kulon sebulan kemarin. Kelompok seni itu bergerak dalam seni suara dan seni karawitan, para senimannya pun rata-rata usianya hampir paruh baya.
            Ketika itu Sabtu malam, 28 Januari 2012, aku dan teman KKN lainnya mengunjungi rumah Bapak Cece karena mereka sedang melakukan latihan rutin. Kami bersuka cita di sana dengan keadaan gelap gulita yang hanya diterangi cahaya sebuah lilin, karena sore harinya hujan deras mengguyur desa kami, sehingga PLN mematikan arus lisriknya. Kami bernyanyi bersama dengan suara seadanya diiringi alunan kecapi, suling, kendang, goong, dan kecrek serta ditemani oleh lantunan suara yang indah dari ibu sinden.
            Lingkung seni ini terdiri dari lima seniman dengan pemimpin utamanya adalah Bapak Cece. Personil lainnya hampir paruh baya, tetapi semangat juang yang mereka tunjukkan tetap berkobar untuk terus mengembangkan seni budaya daerah tinggalan leluhur. Betapa mulia hati dan jiwa mereka, sehingga telah memotivasi aku untuk menjadi sosok generasi muda yang tidak melupakan warisan budaya.
            Sebenarnya, pekerjaan utama mereka bukan bergerak dalam bidang seni, tetapi ada yang bekerja sebagai tenaga pendidik, penjual oncom di pasar, dan buruh. Katanya mereka dapat berkumpul dan bersenda gurau karena musik. Dan dengan masuk dalam lingkung seni ini setidaknya mereka minimal setiap bulan dapat berjalan-jalan, menghibur masyarakat baik dalam desa maupun luar desa Kasomalang Kulon.
            Jika aku menjadi mereka yaitu seniman Kasomalang Kulon, aku sangat ingin dapat meraih generasi muda untuk tetap melestarikan seni warisan leluhur, karena pemuda jaman sekarang tak sedikit yang telah beralih sebagai pecinta budaya barat termasuk seni musiknya. Padahal pemuda merupakan anak bangsa yang seharusnya menjadi tulang  punggung pengembang budaya daerah. Karena suatu bangsa akan tetap bertahan, jika akarnya kuat, dan akar suatu bangsa salah satunya adalah budaya. Budaya daerah akan tetap ada bukan dengan cara disimpan, tetapi digunakan. Katanya pemuda jaman sekarang malu mengakui budaya daerahnya sendiri, padahal dengan ide kreatif dan daya cipta, mereka dapat lebih menggali potensi budayanya untuk menjadi lebih menarik. Selain itu, aku ingin sekali mengembangkan kelompok seni ini pada khalayak yang lebih luas, bukan hanya di desa, kecamatan, ataupun kabupaten saja, tetapi di Jawa Barat bahkan ke dunia. Aku ingin membuktikan eksistensi seni Jawa Barat itu masih ada dan bertahan. Ya, meskipun itu hanya angan-angan tapi aku akan tetap berusaha dengan sungguh-sungguh dengan segala keterbatasan yang dimiliki. Dimana ada niat di situ ada jalan, katanya. #kknm kasomalang kulon 2012

Bandung, 11 Februari 2012


Tidak ada komentar:

Posting Komentar