Lingkung Seni Simpay Katresna, ya itu satu-satunya kelompok seni yang aku lihat
dan nikmati di Desa Kasomalang Kulon sebulan kemarin. Kelompok seni itu
bergerak dalam seni suara dan seni karawitan, para senimannya pun rata-rata
usianya hampir paruh baya.
Ketika itu Sabtu malam, 28 Januari 2012, aku dan teman KKN lainnya mengunjungi
rumah Bapak Cece karena mereka sedang melakukan latihan rutin. Kami bersuka
cita di sana dengan keadaan gelap gulita yang hanya diterangi cahaya sebuah
lilin, karena sore harinya hujan deras mengguyur desa kami, sehingga PLN
mematikan arus lisriknya. Kami bernyanyi bersama dengan suara seadanya diiringi
alunan kecapi, suling, kendang, goong, dan kecrek serta ditemani oleh lantunan
suara yang indah dari ibu sinden.
Lingkung seni ini terdiri dari lima seniman dengan pemimpin utamanya adalah
Bapak Cece. Personil lainnya hampir paruh baya, tetapi semangat juang yang
mereka tunjukkan tetap berkobar untuk terus mengembangkan seni budaya daerah
tinggalan leluhur. Betapa mulia hati dan jiwa mereka, sehingga telah memotivasi
aku untuk menjadi sosok generasi muda yang tidak melupakan warisan budaya.
Sebenarnya, pekerjaan utama mereka bukan bergerak dalam bidang seni, tetapi ada
yang bekerja sebagai tenaga pendidik, penjual oncom di pasar, dan buruh.
Katanya mereka dapat berkumpul dan bersenda gurau karena musik. Dan dengan
masuk dalam lingkung seni ini setidaknya mereka minimal setiap bulan dapat
berjalan-jalan, menghibur masyarakat baik dalam desa maupun luar desa
Kasomalang Kulon.
Jika aku menjadi mereka yaitu seniman Kasomalang Kulon, aku sangat ingin dapat
meraih generasi muda untuk tetap melestarikan seni warisan leluhur, karena
pemuda jaman sekarang tak sedikit yang telah beralih sebagai pecinta budaya
barat termasuk seni musiknya. Padahal pemuda merupakan anak bangsa yang
seharusnya menjadi tulang punggung pengembang budaya daerah. Karena suatu
bangsa akan tetap bertahan, jika akarnya kuat, dan akar suatu bangsa salah
satunya adalah budaya. Budaya daerah akan tetap ada bukan dengan cara disimpan,
tetapi digunakan. Katanya pemuda jaman sekarang malu mengakui budaya daerahnya
sendiri, padahal dengan ide kreatif dan daya cipta, mereka dapat lebih menggali
potensi budayanya untuk menjadi lebih menarik. Selain itu, aku ingin sekali
mengembangkan kelompok seni ini pada khalayak yang lebih luas, bukan hanya di
desa, kecamatan, ataupun kabupaten saja, tetapi di Jawa Barat bahkan ke dunia.
Aku ingin membuktikan eksistensi seni Jawa Barat itu masih ada dan bertahan.
Ya, meskipun itu hanya angan-angan tapi aku akan tetap berusaha dengan
sungguh-sungguh dengan segala keterbatasan yang dimiliki. Dimana ada niat di
situ ada jalan, katanya. #kknm kasomalang kulon 2012
Bandung,
11 Februari 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar