Jumat, 18 November 2011 di Bumi Perkemahan Ranca Upas Ciwidey
Ir. H. Iwan Abdurahman
“Apresiasi.”
“Danger is my middle name.”
“Pemimpin adalah orang yang memikirkan anggotanya.”
-Lagu yang dilantukannya secara langsung bagi pendengarnya akan meneteskan air mata
MENTARI
Mentari menyala di sini
Di sini di dalam hatiku
Gemuruh apinya di sini
Di sini di urat darahku
Meskipun tembok yang tinggi mengurungku
Berlapis pagar duri sekitarku
Tak satu pun yang sanggup menghalangiku
Bernyala di dalam hatiku
Hari ini hari milikku
Juga esok masih terbentang
Dan mentari kan tetap menyala
Di sini di urat darahku
-Lagu lain yang dialunkan bersama adalah
Burung Camar
Burung camar, tinggi melayang
Bersahutan, di balik awan
Membawa angan-anganku jauh meniti buih
Lalu hilang larut di lautan
Oh bahagia tiada terperi
Indah nian derap jiwaku
Tak kenal duka derita tak kenal nestapa
Ceria penuh pesona
Tiba-tiba 'ku tertegun lubuk hatiku tersentuh
Perahu kecil terayun nelayan tua di sana
Tiga malam bulan t'lah menghilang
Langit sepi walau tak bermega
Tiba-tiba kusadari lagu burung camar tadi
Cuma kisah sedih nada duka, hati yang terluka
Tiada teman, berbagi derita,
bahkan untuk berbagi cerita
Burung camar, tinggi melayang
bersahutan dibalik awan
Kini membawa anganku yang tadi melayang
Jatuh dia dekat di kakiku
Bersahutan, di balik awan
Membawa angan-anganku jauh meniti buih
Lalu hilang larut di lautan
Oh bahagia tiada terperi
Indah nian derap jiwaku
Tak kenal duka derita tak kenal nestapa
Ceria penuh pesona
Tiba-tiba 'ku tertegun lubuk hatiku tersentuh
Perahu kecil terayun nelayan tua di sana
Tiga malam bulan t'lah menghilang
Langit sepi walau tak bermega
Tiba-tiba kusadari lagu burung camar tadi
Cuma kisah sedih nada duka, hati yang terluka
Tiada teman, berbagi derita,
bahkan untuk berbagi cerita
Burung camar, tinggi melayang
bersahutan dibalik awan
Kini membawa anganku yang tadi melayang
Jatuh dia dekat di kakiku
:)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar